NPM : 14111186
Kelas : 2KA28
KEPEMIMPINAN
Arti penting kepemimpinan dalam
organisasi
Sosok kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam
berorganisasi, dimana para pemimpin harus bisa bertanggung jawab dan dapat
diadalkan dalam mengatur kelompoknya untuk mencapai tujuan yang sama.
Ribuan orang mengharapkan diriya untuk menjadi seorang pemimpin. Mereka tidak pernah merasa bahwa sebenarnya dirinyalah adalah seorang pemimpin. Maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain yang ada disekitar anda. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan sebagai keahlian karena sifat kepemimpinan itu timbul dari dalam diri sendiri. Sebagai pemimpin juga harus memperhatikan pemenuhan tugas dan mempertahankanhubungan, tetapi mereka harus memperhatikan dan mempertimbangkankematangan mereka yang dipimpinnya juga keefektifan teknik yang digunakan.
Ribuan orang mengharapkan diriya untuk menjadi seorang pemimpin. Mereka tidak pernah merasa bahwa sebenarnya dirinyalah adalah seorang pemimpin. Maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain yang ada disekitar anda. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan sebagai keahlian karena sifat kepemimpinan itu timbul dari dalam diri sendiri. Sebagai pemimpin juga harus memperhatikan pemenuhan tugas dan mempertahankanhubungan, tetapi mereka harus memperhatikan dan mempertimbangkankematangan mereka yang dipimpinnya juga keefektifan teknik yang digunakan.
Definisi
Kepemimpinan
Definisi dari kepemimpinan berbeda dengan pemimpin.
Pemimpin adalah seseorang yang mampu menjalankan fungsi serta perannya yang tak
lain adalah untuk mengatur. seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan oleh
anak buahnya, karena akan berpengaruh dalam organisasi yang akan di pimpinnya
nanti. Apabila untuk citra,kemampuan, ataupun wawasan pada sikap seseorang kurang
baaik maka akan berpengaruh pada organisasi yang akan di pimpinnya. Untuk
pemimpin juga harus mempunyai kualitas yang baik, dimana ketika menjadi
pemimpin dia harus bisa menerapkannya kepada orang-orang yang akan dipimpinya.
Jika kepemimpinan adalah identitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.Kepemimpinan yang baik diyakini mampu
mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar
dapat bersaing secara baik dan lebih berani untuk mengambil suatu
keputusan. Pada konsep
Kepemimpinan, mengkaitkan aspek individual seorang pemimpin dengan konteks
situasi di mana seorang pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan.
Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif, dalam arti segala perilaku yang
diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi dirinya
sendiri melainkan seluruh anggota organisasi.
Ada 3 teori mengenai kepemimpinan :
1.
Teori Genetis : Menurut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
terlahir dengan bakat pemimpin
2.
Teori Sosial : Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not
made”, para pembuat teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu: “Leaders are made and
not born”. Pada teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi
pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3.
Teori Ekologis : Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan
teori sosial. Pada teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat dimana kemudian akan dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Syarat menjadi pemimpin yang baik
a)
Pendidikan umum yang luas, ingin tahu
b)
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga
c)
Kemampuan berkembang secara mental, kemampuan analistis
d)
Memiliki daya ingat yang kuat, mempunyai kapasitas integratif
e)
Keterampilan berkomunikasi, keterampilan mendidik
f)
Personalitas dan objektivitas, pragmatismo
g)
Mempunyai naluri untuk prioritas, sederhana
h)
Berani, tegas, dsb.
Fungsi Pemimpin Dalam Pengambilan
Keputusan
Fungsi
kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, yakni:
(1)
fungsi yang berkaitan dengan tugas yang disebut fungsi pemecahan masalah
(2)
fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial
Langkah
pengambilan keputusan bervariasi, meskipun demikian secara umum meliputi :
1.
Merumuskan masalah
2.
Merumuskan hasil yang diharapkan
3.
Mengembangkan pilihan penyelesaian
4.
Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah keputusan diambil.
Beberapa Tipologi Kepemimpinan
Sejak dahulu kepemimpinan menjadi salah satu kajian yang menarik untuk di telaah secara mendalam, sebab arah peradaban suatu bangsa tak bisa lepas dari sebuah gaya kepemimpinan seseorang. Namun tentu saja setiap proporsi kepemimpinan dari seorang pemimpin senantiasa berbeda-beda sebab itu semua bergantung pada bangunan epistemologis dan konstruk ideologisnya masing-masing.
Ada beberapa tipologi kepemimpinan yang sering kali kita temukan dalam gaya seorang pemimpin :
1. Gaya Otoriter/Totaliter yaitu gaya kepemimpinan yang selalu memaksakan kehendaknya pada setiap orang meskipun dengan jalan kekerasan, namun kebijakannya berlaku secara distributif dan tanpa kompromi. Gaya ini secara epistemologis cenderung beraliran Macchiavellian, Hobbesian.
2. Gaya Demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung selalu menggunakan musyawarah, namun gaya ini sangat lemah mengambil sikap dalam setiap tindakannya dan terkesan pragmatik. Gaya ini secara epistemologis cenderung beraliran liberal-moderat.
3. Gaya para Nabi yaitu gaya kepemimpinan yang kharismatik dengan menggunakan jalan kemanusiaan, dalam arti lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, dibanding dengan kepentingan pragmatis. Gaya ini cenderung mengikuti aliran humanistik-teologis.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kepemimpinan
Hadari
(2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1.
Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2.
Adanya orang lain yang dipimpin
3.
Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi
dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4.
Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam
organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang
menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan
gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin
dengan bawahan tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented
sryle) dan (2) berorientasi pada bawahan (employee oriented style).
Implikasi Teori Kepemimpinan
Terhadap Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi
Teori Managerial Grid
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for
production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima
gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
- Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
- Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
- Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
- Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
- Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
- Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam
teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu
berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan
terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori
ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima
gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan
hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan
tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan
baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset
berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki
pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Teori X dan Y
Teori
ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki pandangan berbeda
mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X), dan
bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang
manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompkkkan asumsi tertentu
dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai
dengan asumsi tersebut. Dalam teori X, terdapat empat asumsi, diantaranya :
- Bawahan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya
- Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
- Bawahan akan mengellakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
- Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) dan hanya menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan,
dalam teori X diasumsikan bahwa :
- Bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain
- Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
- Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab
- Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
- Impilkasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori
ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X
dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung
malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran
komunikasi yang formal, dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah
secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih
sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan
karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman
yang sudah baik.
Motivasi
yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman
yang tegas, sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan
sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi
karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
Teori Kepemimpinan Situasional
Teori
ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard (1974, 1977). Teori
kepemimpinan situasional merupakan pengembangan dari penelitian kepemimpinan
yang diselesaikan di Ohio State University (Stogdill dan Coons, 1957). Teori
ini bersaumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada kematangan bawahan
dan kemapuan pemimpin untuk menyelesaikan orientasinya, baik orientasi tugas
maupun hubungan kemanusiaan. Taraf kematangan bawahan terentang dalam satu
kontinum dari immatery ke maturity. Semakin dewasa bawahan, semakin matang
individu atau kelompok untuk melakukan tugas atau hubungan. Dalam kepemimpinan
situasional ini, Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya kepemimpinan
sebagai berikut :
- Telling (S1), yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan tugas rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah, dimana pemimpin yang berperan.
- Selling (S2), perilaku dengan tigas tinggi dan hubungan tinggi. Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin, tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemosional supaya bawahan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
- Participating (S3), yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah. Pemimpin dan bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan berpengalaman untuk melaksanakan tugas.
- Delegating (S4), yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini memberikan kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervise yang bersifat umum. Yang dipimpin adalah orang yang sudahj matang dalam melaksanakan tugas dan matang pula secara psikologis.
- Implikasi Partisipatif dan Teori Kepemimpinan Situasional Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam
system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi dua
arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik
secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering
berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan
dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga
sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang
pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk
komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih
banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai
dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan
mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi
organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa
kaku karena bersifat formal.
DAFTAR
PUSTAKA
http://nenkiemas.wordpress.com/2011/09/25/implikasi-teori-kepemimpinan-terhadap-pengembangan-sistem-komunikasi-organisasi-2/
http://sdn3cijemit.blogspot.com/2012/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://suryasyahrulrajabfoundation.blogspot.com/2012/04/beberapa-tipologi-kepemimpinan.html
http://kartina-nur.blogspot.com/2012/10/arti-penting-kepemimpinan-dalam.html