Rabu, 23 November 2011

ISD ANTROPOLOGI


MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR DALAM BIDANG ANTROPOLOGI

Tugas Makalah Ilmu Sosial Dasar (Soft Skill)


Disusun oleh :
LYLYK SETYAWATI (14111186)
1KA27


  
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2011




Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta  karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Ilmu Sosial Dasar dalam Bidang Antropologi”. 

            Penulisan makalah ini yang berjudul “Ilmu Sosial Dasar dalam Bidang Antropologi” bertujuan untuk melaksanakan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar(ISD). Selain itu, tujuan lain dari penulis adalah hanya untuk berbagi ilmu tentang Ilmu Sosial Dasar dalam Bidang Antropologi”.

           Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini .Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.. 





BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu sosial dasar adalah Ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial, dengan menggunakan pengertian (fakta, konsep, serta teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu sosial seperti : sejarah, ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi dan psikologi sosial.

Sosialisasi adalah proses seumur hidup dimana suatu individu melakukan adaptasi dan pengakraban diri terhadap individu lain disuatu lingkungan. Dalam proses sosialisasi, manusia merupakan pelaku utama yang memang hakikatnya sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Masing – masing pribadi manusia tentunya memiliki ragam karakteristik yang berbeda satu sama lain seperti dilihat dari sisi adat, ras, budaya dll, hal tersebut dipelajari juga dalam ilmu antropologi yang membahas lebih spesifik mengenai manusia dari berbagai aspek. Oleh Karena itu, pada makalah ini akan menjabarkan tentang ilmu sosial dasar dalam ilmu antropologi.

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini telah banyak budaya di indonesia dan dunia,baik perbedaan secara bahasa,warna kulit,peraturan,cara hidup dan sebagainya. Semua itu akan menjadi masalah besar  jika tidak ada cara untuk menyatukannya,untuk itu ilmu antropologi hadir untuk mempelajari semua adat istiadat dan budaya-budaya. Dan juga untuk mempersatukan rakyat walaupun berbeda-beda baik secara fisik dan nonfisik. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatuetnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Lalu ISD (ilmu sosial dasar), ISD adalah gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan yang prinsipiil.

1.2 Tujuan Penulisan

Dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan yang minim tentang ilmu antropologi, dengan ini saya menulis sebuah makalah dengan bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui apa itu antropologi dan bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari. Dan juga saya menulis makalah ini agar banyak orang mengerti bahwa banyaknya perbedaan baik bahasa,suku,adat istiadat di indonesia dan dunia.tapi dari perbedaan ini kita harus menemukan cara untuk bersatu,diantaraya adalah belajar antropologi.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang saya gunakan dalam makalah ini yaitu metode pustaka yang dilakukan dengan mencari informasi melalui internet dan pengumpulan dan pengeditan informasi dari berbagai sumber. Juga menggunakan dokumen pribadi untuk penyusunan makalah ini.

1.4 Rumusan Masalah

    1. Sejarah Antropologi

    2. Apa pengertian ISD (ilmu sosial dasar)

    3. Ruang lingkup ISD

    4. Apa tujuan ilmu sosial dasar

    5. Apa pengertian antropologi

    6. Apa saja definisi antropologi

              7. Apa kegunaan antropologi dalam masyarakat

              8. Antoropologi Sosial Budaya
         
    9. Fungsi Antropologi Bagi Kehidupan Manusia

  


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Antropologi

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
                             
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

2.2 Apa Pengertian ISD (ilmu sosial dasar)

Ilmu Sosial Dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, yang diwujudkan oleh masyarakat dengan menggunakan pengertian – pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam ilmu – ilmu sosial lainnya, seperti psikologi , antropologi, dll.

Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan perpaduan dari ilmu – ilmu sosial lainnya, karena masing – masing ilmu sosial memiliki disiplin dan objek – objek metode ilmiah yang berbeda – beda.

Ilmu Sosial Dasar bukan juga merupakan disiplin ilmu tersindiri, karena ilmu sosial dasar tidak mempunyai objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu seperti ilmu sosial lainnya. Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau program pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan / pengajaran.

2.3 Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

ISD meliputi dua kelompok utama; studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga2 sosial. Yg terutama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi dan politik. Sasaran STUDI ISD adalah aspek-aspek yg paling dasar yg ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yg terwujud dari padanya.

Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi kenyataankenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu,

-  Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam Ilmu Sosial Dasar kita menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin. 

Adapun ruang lingkup materi Ilmu Sosial Dasar adalah:
a.Kenyataan-kenyataan social yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan maslah social tertentu. Kenyataan-kenyataan social tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu social. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya

b.Konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukakn untuk mempelajari masalah-masalah social.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya konsep keanekaragaman, dan konsep kesatuan social. Bertolak dari kedia konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari di dalam masyarakat selalu terdapat:
1.Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku
               baik secara individual maupun kelompok.


2.Persamaan dan perbedaan kepentingan.Persamaan dan perbedaan itulah yang seringkali
   menyebabkan timbulnya konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.

c. Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan social yang antara satu dengan yang lainnya salaing berkaitan.
Pembahasan mengenai Ilmu sosial dasar berada dalam beberapa ruang lingkup, yang diantaranya :
  1. Mengenai fakta permasalahan yang terdapat dalam masyarakat
  2. Konsep dasar dari konsep – konsep sosial diperlukan untuk mempelajari setiap permasalahan sosial yang terdapat dalam masyarakat yang dibahas dalam Ilmu pengetahuan sosial.
  3. Perbedaan masalah – masalah sosial yang terjadi di masyarakat
Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1.Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan
   kebudayaan.
2.Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3.Masalah pemuda dan sosialisasi
4.Masalah hubungan warga Negara dan Negara
5.Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6.Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
7.Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
8.Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

2.4 Apa Tujuan Ilmu Sosial Dasar (ISD)

ISD membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia – manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

ISD juga merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

a. Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.

b. Tujuan khusus:
1). Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-maslah social yang ada dalam masyarakat.

2). Peka terhadap masalah-maslah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.

3). Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya).

4). Memahami jalan pikiran para ahli dalalm bidang ilmu pengetahuan lalin dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalalm rangka penanggulangan maslah social yang timbul dalam masyarakat.

      2.5 Apa Pengertian Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnistertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu atau studi. Secara harafiah antropologi berarti lmu atau studi tentang manusia antropologi mempelajari manusia sebagai mahkluk biologis, dan sebagai makhluk social.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. 
2.6 Apa Saja Definisi Antropologi

Menurut etnologinya kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia  Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2 antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

Definisi Antropologi menurut para ahli
  • William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  • David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  • Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana anthropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

2.7 Apa Kegunaan Antropologi Dalam Masyarakat 

Kegunaan antropologi dalam masyarakat adalah ntuk membantu masyarakat mempelajari perbedaan yang ada,dalam perbedaan itu masyarakat harus bisa belajar untuk bersatu.tanpa harus memandang  perbedaan yang ada dalam masyarakat.

2.8 Antoropologi Sosial Budaya

Pada dasarnya Antropologi sosial merupakan perkembangan lebih lanjut dari antropologi budaya. Antropologi budaya memfokuskan kajiannya terhadap budaya umat manusia, sedangkan antropologi sosial mengkaji tentang masyarakat manusia. Berdasarkan ruang lingkup kajian tersebut , maka dapat dikatakan bahwa antropologi sosial bersumber dari ruang lingkup yang sama, karena masyarakat dan budaya merupakan satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan, sehingga keduanya sering disebut sebagai antropologi sosial-budaya. Selain itu, istilah antropologi budaya juga masih digunakan untuk menyebut bidang kajian dari antropologi yang tidak mempelajari antropolohi fisik( yang secara khusus mempelajari tubuh manusia), bahkan istilah ini masih digunakan di Amerika dan Negara-negara lain, sedangkan istilah antropologi social digunakan di inggris pada awal abad ke-20 (sebelu tahun 1930) untuk membedakannya dari etnologi.

Kehadiran antropologi-sosial budaya (antropologi sosiokultural) relative masih sangat muda bila dibandingkan dengan ilmu sosial lainnya. Kehadirannya sejalan dengan kebutuhan kolonialisme sejak abad ke – 18. Pada saat itu orang-orang eropa banyak membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai penduduk yang dijajah, baik mengenai kehidupan sosialnya, maupun kehidupan budaya nya. Sejak itu antropologi berkembang atau bergerak kearah ilmu pengetahuan terapan yang sebelumnya hanya berkembang atau bergerak di kawasan kampus dan lembaga ilmu pengetahuan sebagai ilmu pengetahuan murni.

Bersamaan dengan itu, pola-pola penelitian lapangan dengan menggunakan metode etnografi pun berkembang. Penelitian-penelitian antropologi untuk kepentingan praktis sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1930-an, yang dipelopori oleh Raymon Firth, antropologi dari inggris. Pada masa itu Raymon Firth melakukan penelitian ekonomi pedesaan terhadap penduduk di daerah Oceania dan Malaysia. Sasarannya adalah gejala- gejala modernisasi ekonomi pedesaan seperti penanaman modal, pengarahan tenaga kerja, sistem produksi, pemasaran hasi pertanian, dan perikanan. Metode penelitian Raymon Firth ini dikenal sebagai antropologi ekonomi dan antropologi pembangunan.

Dalam perkembangan selanjutnya, antropologi sosial- budaya bergerak pula di bidang kependudukan, pendidikan , kesehatan, hukum, politik, psikologi dan lain-lain.Pengkhususan penelitian ini pada akhirnya berkembang menjadi spesialisasi dari antropologi sosial- budaya, Seperti antropologi kependudukan/demografi, antropologi pendidikan, kesehatan dan antropologi politik.

Jadi, Dalam ilmu sosial dasar membahas mengenai permasalahan sosial yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat sosial, sementara dalam ilmu Antropologi lebih fokus membahas tentang segala aspek dari manusia (individu yang melaksanakan, melakukan dan yang menciptakan permasalahan sosial) yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisiknya. Antropologi budaya memfokuskan kajiannya terhadap budaya umat manusia, sedangkan antropologi sosial mengkaji tentang masyarakat manusia.

 Berdasarkan ruang lingkup kajian tersebut , maka dapat dikatakan bahwa antropologi sosial bersumber dari ruang lingkup yang sama, karena masyarakat dan budaya merupakan satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan, sehingga keduanya sering disebut sebagai antropologi sosial-budaya.

2.9 Fungsi Antropologi Bagi Kehidupan Manusia

Selama ini antropologi hanya diidentikan sebagai disiplin ilmu budaya yang hanya mempelajari etnisitas diberbagai belahan dunia. Mata masyarakat kurang melihat fungsionalitas antropologi sebagi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan sosial. Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat. Namun lebih bijaknya, ini menjadi sebuah otokritik bagi para antriooplog dan disiplin ilmu antropologi untuk lebih menginformasikan ke masayarakat terkait dengan fungsionalitasnya dalam kehidupan sosial.


Terkait dengan fungsi disiplin ilmu antropologi sendiri, menjadi hal unik untuk dikaji tentang sudut pandang antropologi yang membedakannya dengan ilmu sosial lainnya. Pada suatu perbandingan, jika sosiologi lebih menitikberatkan suatu fenomena sosial dengan memperhatikan pola interaksi masyarakat yang berada didalamnya dan berujung pada sebuah modernisasi dan kehidupan yang berperadaban. Pada sudut pandang yang berbeda, antropologi memandang suatu fenoma sosial yang terjadi dimasyarakat dengan mengakitkan pada nilai, norma, adat, tradisi, dan budaya yang berada dikehidupan masyarakat tersebut. Antropologi menempatkan fungsinya sebagai disiplin ilmu yang memakai perspektif budaya (mengedepankan nilai-nilai budaya) dalam penyelesaian masalah kehidupan sosial manusia.

Pada kehidupan politik, hukum, dan perekonomian, antropologi memberikan suattu alternatif politik lokal, hukum adat, dan perekonomian tradisional yang disandarkan pada kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu. Pada dunia politik, antropologi telah memberikan sumbangan berupa sistem politik lokal yang dapat menambah perbendaharaan dalam ilmu politik serta suatu strategi politik terkait dengan pembangunan kegiatan politik negara yang didapat dari hasil penelitian sistem politik diberbagai daerah di Indonesia (integrasi nasional). Pada bidang hukum, antropologi banyak memberikan catatan-catan penting tentang bagaimana hukum adat yang selama ini mejadi faktor tak tertulis yang justru pada daerah tertentu menjadi hukum yang masih lebih dominan dipakai daripada hukum konvensional. Kegiatan perekonomian telah menjadi hal lazim dalam pengkajian bidang antropologi. Kegiatan perekonomian masyarakat yang dikaji dari sudut pandang budaya untuk menjelaskan bagaimana kegiatan perekonomian manusia berlangsung dari semenjak sistem tradisional hingga pasar bebas. Hal ini yang menyebabkan perekonomian juga memerlukan antropologi dalam hal penjelasan sistem perekonomian yang bermula dari sistem tradisional yang kini berkembang menjadi sistem pasar bebas. Kemudian masih banyak lagi peran antroplogi dalam bidang lainnya seperti teknologi, kesehatan, lingkungan, pangan, perkotaan, dll.

Kehidupan negara sendiri tak luput dari sasaran gungangan stabilitas pertahanan nasional. Isu SARA adalah isu yang paling mudah mengganggu stabilitas keamanan nasional oleh karena rawan konflik. Antropologi sendiri menfasilitasi dialog-dialog multikulutral yang mendorong terciptanya pluralitas dimasyarakat bertujuan untuk tetap menjaga stabilitas keamanan didalam masayarakat (integrasi sosial yang berujung pada integrasi nasional). Bidang pertahanan dan keamanan negara sebenarnya membutuhkan antropologi sebagai sumber informasi yang terkait dengan pengenalan karakter masyarakat dan kebudayaannya dalam rangka menjaga keutuhan NKRI yang terus diusahakan oleh seluruh masyarakat. Bapak Koentjaraningrat sendiri sebagai antropolog pertama mendapatkan kursi kehormatan dalam mengajar perguruan tinggi militer (kepolisian), dimana ia memberikan kuliah tentang manusia dan kebudayaan di Indonesia. Hal ini membuktikan antropologi menempati peran penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan negara Indonesia.

Oleh karena pentingnya peran antropologi dalam kehidupan yang belum terlihat oleh masyarakat secara utuh serta belum dimaksimalkan oleh para antropolog untuk memegang peranan dalam kehidupan sosial, maka disini perlu di galakkan kembali sosialisasi tentang bidang ilmu antropologi kepada masyarakat luas oleh para antropolog. Tulisan-tulisan yang produktif tentang gejala sosial yang terjadi di masyarakat akan menunjang proses sosialisasi disiplin ilmu tersebut. Dengan tidak membatasi diri kepada etnografi semata dan membuka pembahasan tentang bidang ilmu yang berada di masyarakat dan gejala sosial yang ada di dalamnya dengan perspektif budaya, antropologi akan dengan cepat menemukan perannya dalam kehidupan sosial. Tulisan adalah media yang paling efektif yang dapat mempengaruhi masyarakat, dan hal tersbut tentunya telah menjadi skill khusus para antropolog.

Kembali pada sebuah kesimpulan akhir, bahwa maju atau tidaknya bidang ilmu antropologi dalam kehidupan sosial masyarakat bergantung pada peran antropolog itu sendiri dalam menyosialisasikan bidang ilmunya kehadapan masyarakat dan juga berperannya antropolog dalam penyelesaian masalah sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Jika kedua aspek tersebut telah dapat dimaksimalkan oleh para antropolog, bukan tidak mungkin suara antropologi akan lebih terdengar dari sebelumnya, bahkan antropologi menempati posisi yang strategis dalam isu (SARA) yang terjadi di masyarakat. Semua ini tergantung bagaimana peran antropolog agar dapat membuat antropologi berbicara di kehidupan sosial masyarakat. Proses kemajuan suatu bidang ilmu ditentukan oleh para sumber daya manusia yang berada di disiplin ilmu itu sendiri. Jika ingin antropologi berbicara, walaupun hanya lewat sebuah media tulisan, maka perlu kesadaran dari para pelaku bidang ilmu tersebut untuk kembali memperjuangkan eksistensinya ditengah-tengah masyarakat.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Sosial dasar bukanlah suatu ilmu yang memiliki disiplin tersendiri karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai objek dan metode ilmiah tersendiri, tetapi Ilmu Sosial Dasar juga bukan merupakan perpaduan dari ilmu – ilmu sosial lainnya, karena masing – masing ilmu sosial memiliki disiplin dan objek – objek metode ilmiah yang berbeda – beda.

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnistertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu atau studi. Secara harafiah antropologi berarti lmu atau studi tentang manusia antropologi mempelajari manusia sebagai mahkluk biologis, dan sebagai makhluk social.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Kembali pada sebuah kesimpulan akhir, bahwa maju atau tidaknya bidang ilmu antropologi dalam kehidupan sosial masyarakat bergantung pada peran antropolog itu sendiri dalam menyosialisasikan bidang ilmunya kehadapan masyarakat dan juga berperannya antropolog dalam penyelesaian masalah sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Jika kedua aspek tersebut telah dapat dimaksimalkan oleh para antropolog, bukan tidak mungkin suara antropologi akan lebih terdengar dari sebelumnya, bahkan antropologi menempati posisi yang strategis dalam isu (SARA) yang terjadi di masyarakat. Semua ini tergantung bagaimana peran antropolog agar dapat membuat antropologi berbicara di kehidupan sosial masyarakat. Proses kemajuan suatu bidang ilmu ditentukan oleh para sumber daya manusia yang berada di disiplin ilmu itu sendiri. Jika ingin antropologi berbicara, walaupun hanya lewat sebuah media tulisan, maka perlu kesadaran dari para pelaku bidang ilmu tersebut untuk kembali memperjuangkan eksistensinya ditengah-tengah masyarakat.


Jadi ISD dalam antropologi sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kehidupan kita,karena ilmu sosiologi sangat membantu kita untuk menjadi individu yang baik.

3.2 Saran

Sebaiknya Ilmu Sosial dibidang Psikologi lebih di kembangkan di indonesia, karena banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari isi-isi ilmu di dalamnya. Sebaiknya warga indonesia ada keinginan untuk tahu dan mempelajari ilmu antropologi, karena ilmu antropologi sangan penting dan berguan bagi kehidupan kita.

0 komentar:

Posting Komentar