KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam
kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin,
atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The
art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish
the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas –
Field Manual 22-100.
Stogdill
(1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya memiliki beberapa
unsur yang sama.
Menurut
Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai
suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat
individu dan organisasi.
Sedangkan
menurut Anderson (1988), “leadership
means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way
that achieve high performance”.
Berikut
ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi
kepemimpinan :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan
adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang
lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan
sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak
lain menyelesaikan tugasnya.
3.
Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4.
Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan
adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5.
Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu
kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6.
William G.Scott (1962)
Kepemimpinan
adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di
dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7.
Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu
inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8.
Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of
releasing creative power of groups.
Kepemimpinan
dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan
suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap
peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu
peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan
merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta
diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa
tujuan tertentu.
10.
P. Pigors (1935)
Kepemimpinan
adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari
perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan
bersama.
11.
Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan
itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam
suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu
tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan
ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
12.
G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan
menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui
himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
13. Locke & Associates (1997)
13. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk
mengambil langkah menuju sasaran bersama .
14.
John W. Gardner (1990)
Kepimpinan
sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya
meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh
pemimpin dan pengikutnya.
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan
adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan
dan pencapaian tujuan.
16.
Duben (1954)
Kepemimpinan
adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
17.
F.A.Nigro(1965)
Inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
18.
Reed (1976)
Kepimpinan
adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat
dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
19.
G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi
dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
20.
James M. Black (1961)
Kepemimpinan
adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah
pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
21.
Harold Koontz (1989)
Pengaruh,
seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha
mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
22.
R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan
sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan
penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus
berbuat demikian.
23.
P. Pigors “Ledearship and Domination”
Kepemimpinan
adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam
mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari
perbedaan-perbedaan individual.
24.
Keth Davis “Human Relations at Work”
Kepemimpinan
sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan
memotivasinya kearah tujuan-tujuan.
25.
Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and
Management”.
Kepemimpinan
sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong
orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
26.
E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Kepemimpinan
sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok. Tidak saja kepemimpinan
itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses
sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang
mendominasi orang-orang lain.
27.
F.I. Munson “ The Management of Man”.
Kepemimpinan
sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang
sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya
mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.
28.
C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan
seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
29.
W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”
Kepemimpinan
sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk
berprilaku seperti yang dikehendaki.
30.
J.B. NASH “Leadership”
Kepemimpinan
mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.
31.
Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan
sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan yang dikehendaki.
32.
H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School,
1944.
Kepemimpinan
muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat
seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.
33.
J.K. Hemphill
-
Dalam “ The Leader
and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.
-
Dalam “ A Propossed
Theory of leadership in small groups; Technical report”.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
34.
R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan
sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
35.
C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
Kepemimpinan
adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan
bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang
terselubung.
36.
C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and
Development"
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.
37.
N. Copeland “Psychology and the Soldier”
Kepemimpinan
adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah
orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.
38.
H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan
adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian
suatu tujuan bersama.
39.
C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan
sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan
seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.
40.
H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan
dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam
mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena
pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain
yang dimaui sendiri.
41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
Kepemimpinan
sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga
anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama
dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.
42.
Ralp M. Stogdill (1950)
Is
the process of influencing group activities toward goal setting and goal
achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan
tujuan dan mencapai tujuan).
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan
adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan
interaksi.
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
a.
Leadership As A Focus Of Group Process
(Kepemimpinan
sebagai titik pusat proses kelompok)
b.
Leadership As Personality And Its Effects
(Kepemimpinan
sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan
watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c.
Leadership As The Art Of Inducing Comliance
(Kepemimpinan
sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d.
Leadership As The Exercise Of Its Influence
(Kepemimpinan
sebagai pelaksanaan pengaruh)
e.
Leadership As Act Or Behavior
(Kepemimpinan
sebagai tindakan atau prilaku)
f.
Leadership As A From Of Persuasion
(Kepemimpinan
adalah bentuk persuasi)
g.
Leadership As A Power Relation
(Kepemimpinan
sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)
h.
Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement
(Kepemimpinan
adalah sarana pencapaian tujuan)
i.
Leadership As An Effect Of Interaction
(Kepemimpinan
adalah suatu hasil dari interaksi)
j.
Leadership As A Deferentiated Role
(Kepemimpinan
adalah peranan yang dipilahkan)
k.
Leadership As The Initiation Of Structur
(Kepemimpinan
sebagai awal dari pada struktur)
Berdasarkan definisi-definisi di
atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
- Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
- Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.
Tipe-Tipe kepemimpinan
Disini saya akan membahas tentang tipe-tipe kepemimpinan. Dimana setiap negara, bahkan setiap manusia mempunyai cara masing masing memimpin. langsung saja saya mau menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan sebagai berikut :
Macam – macam Tipe Kepemimpinan:
1.
Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik
lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat
sebagai berikut:
- mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
- mereka bersikap terlalu melindungi,
- mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
- mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
- mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
- selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak
jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau
terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih
lebihan.
3.
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik
ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari
tipe kepemimpinan militeristik adalah:
- lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
- menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
- sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
- menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
- tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
- komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative,
Dominator)
Kepemimpinan otokratis
memiliki ciri-ciri antara lain:
- mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
- pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
- berambisi untuk merajai situasi,
- setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
- bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
- semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
- adanya sikap eksklusivisme,
- selalu ingin berkuasa secara absolut,
- sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
- pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada
tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6.
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.
Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
8.
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Sekilas
tentang gaya tokoh kepemimpinan yang saya kagumi dan menggunakan tipe
kepemimpinan yang saya tepat. Dari macam tipe- tipe tersebut saya setuju dengan
tipe kepemimpinan yang populis, tipe itu pun telah pernah di terapkan oleh
salah satu tokoh pemimpin Indonesia yaitu Presiden soekarno. Presiden soekarno
adalah tokoh yang saya kagumi. Karena beliau adalah bapak proklamator, seorang
orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat indonesia.
Dan beliau jg memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen
meledak- ledak, tidak jarang lembut dan menyhukai keindahan. Gaya yang
diterapkan oleh Ir. Soekarno berorietasi pada moral dan etika ideologi yang
mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik,
cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan
Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif
dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak
kepemimpinanannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan
kemerdekaan dari bangsa bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas
ketergantungan dari negara negara barat ( amerika dan eropa).
Teori Kepemimpinan
1. Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis
ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam
perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kea rah dua hal :
Pertama
yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti:
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi
dengan bawahan.
Kedua
disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpinØ yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa
yang akan dicapai.
Jadi
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Mulai
berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen
yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem
ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini
mempunyai beberapa ciri:
¯
Substansinya adalah manusia bukan tugas.
¯
Kurang menekankan hirarki
¯
Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯
Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯
Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia
sebagai pelaku.
Beberapa
tokohnya, antara lain:
a.
Maslow
Individu
mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs,
esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan
suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan
tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b.
Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori
X dan teori Y
Teori
X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja
dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer
perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk
berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori
ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya
dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori
Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan
Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia
merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol
tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu
bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan
pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati,
didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1),
kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap
harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik
agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi
secara keseluruhan, dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan
dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai
bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan
bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang
Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).