BENGKULU, KOMPAs.com -
Di tengah krisis global, Pemilu 2014 bisa menjadi mesin bagi pertumbuhan
perekonomian nasional hingga menyentuh 6,5 persen. Demikian disampaikan Kepala
Divisi Asesmen Transmisi Moneter dan sektor Keuangan Departemen Kebijakan
Ekonomi Moneter, Bank Indonesia, Piter Abdullah di Bengkulu, Kamis
(31/10/2013).
“Pengalaman kita dari pemilu
sebelumnya itu ada dampak dampak yang cukup signifikan dari konsumsi pemilu
bagi pertumbuhan ekonomi nasional, selain itu kita berharap perbaikan ekonomi
global cepat terjadi sehingga itu akan berimbas positif juga bagi perbaikan
ekonomi nasional,” katanya.
Dia mengatakan, perbaikan
ekonomi nasional yang didorong kegiatan pemilu antara lain dari belanja partai
dan kegiatan para calon legislatif.
Secara umum menurut dia,
hambatan ekonomi nasional pada 2014 berada pada hambatan eksternal yakni
ancaman krisis ekonomi global yang memicu perekonomian nasional. Sementara dari
sisi internal, imbas krisis global pada kondisi defisit neraca
pembayaran. Dua hal itu yang menjadi sorotan utama BI.
Ia mengatakan, perlambatan
ekonomi pada tahun ini dari 6,5 persen menjadi 5,9 persen karena imbas
pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi
global diharapkan akan melaju pesat dengan mulai membaiknya secara perlahan perekonomian
di Amerika dan Eropa. “Kalaupun itu tidak terjadi kita masih bisa berharap dari
aktifitas Pemilu,” tambahnya.
Analisis :
Perbaikan ekonomi nasional bias
diperbaikin pada saat PEMILU 2014 nanti, karena dari pengalaman sebelumnya
PEMILU, ada dampak-dampak yang sangat signifikan dari kosumsi pemilu bagi
pertumbuhan ekonomi nasional.
Perbaikan ekonomi nasional
didorong darin kegiatan pemilu antara lain dari belanja partaidan kegiatan para
calon legeslatif. Dan ini sangat diharapkan dapat melaju dengan pesat.
Sumber :