Rabu, 16 April 2014

Tugas 3-Tulisan ilmiah poluper


2.  Coba anda berikan contoh tulisan ilmiah populer, dengan topik persitiwa-peristiwa yang terjadi saat ini ! (Uploadlah menjadi Tugas 3)


Pemecatan Blanco Dinilai Bersifat Politis
JAKARTA, KOMPAS - Pemecatan Luis Manuel Blanco sebagai pelatih tim nasional sepak bola Indonesia diniilai bersifat politis, bukan dilakukan demi peningkatan prestasi. Pemecatan itu dinilai terkait dengan tarik-menarik kepentingan di antara pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Pendapat tersebut disampaikan sejumlah perwakilan supporter tim nasional (timnas) saat dihubungi Kompas secara terpisah dari Jakarta, Senin (29/4). Menurut Adi Kurniawan, salah seorang pendukung timnas, pergantian pelatih timnas dari Blanco ke Jacksen F Thiago merupakan imbas dari persaingan di internal PSSI. Ia menyebutkan, pemberhentian Blanco terkait erat dengan pergantian Ketua Badan Tim Nasional (BTN) dari Isran Noor ke La Nyalla Mattalitti. “Pergantian ini imbas politik di tubuh PSSI. Jadi, lebih banyak sisi politisnya daripada pertimbangan keolahragaan,” ujarnya.

Soal sosok Jacksen, Adi menilai, ia pelatih yang mumpuni karena berhasil membawa klub yang dilatihnya meraih prestasi. “Jacksen memang pelatih bagus. Namun, proses perekrutan dia sebagai pelatih itu penuh nuansa politis,” ujarnya. Pendapat senada disampaikan Panji Kartiko, juga pendukung timnas. Menurut Panji, proses pergantian pelatih yang tiba-tiba itu menunjukkan ada motif politis di balik keputusan tersebut. “Sebelum mengganti pelatih, pengurus BTN seharusnya melihat dan menganalisis kontrak Blanco. Apakah ada perjanjian yang mengikat, dan kalau dilanggar, sanksinya apa,” katanya.
Gelar dialog
      
Seperti diketahui, pada 18 April, Ketua BTN La Nyalla mengumumkan penunjukan Jacksen sebagai pelatih tim nasional menggantikan Blanco. Namun, Blanco memprotes keputusan itu dan menunjuk pengacara, yakni Elza Syarief, untuk memperjuangkan agar dirinya bisa kembali melatih tim nasional senior.
      
Panji menyatakan, untuk menyelesaikan perselisihan dengan Blanco, PSSI harus bersedia menggelar dialog dengan pelatih asal Argentina itu. Dialog juga harus melibatkan Kedutaan Besar Argentina di Indonesia karena kedatangan Blanco merupakan tindak lanjut pembicaraan presiden kedua Negara. “Kalau PSSI membicarakan masalah ini baik-baik, Blanco mungkin akan mengerti. Apalagi kalau dialog melibatkan Kedutaan Besar Argentina di Indonesia,” katanya. (K02)

( Di kutip dari Koran Kompas Edisi Selasa, 30 April 2013 )
Menurut saya, tulisan ilmiah diatas adalah salah satu contoh tulisan ilmiah populer karena telah memenuhi ciri-ciri yang telah dijelaskan oleh dosen saya, Bapak Edy Prihantoro, SS., MMSI dalam materi diktat Bahasa Indonesia 2. Adapu materinya adalah sebagai berikut :
Sasarannya adalah masyarakat umum/awam.

Pada tulisan diatas sasaran pembacanya tidak hanya pecinta sepak bola saja, akan tetapi kepada seluruh rakyat Indonesia, baik itu pecinta sepak bola, pemerhati politik dan sebagainya. Kata-katanya sederhana, mudah diidentifikasi dan dipahami. Kata kata yang digunakan dalam tulisan diatas adalah kata-kata sederhana yang mudah dipahami oleh pembacanya. Tidak memuat Hipotesis. Tulisan diatas tidak memuat hipotesis karena berita yang disampaikan adalah berita yang sudah pasti terlaksana. Isi dan Judul harus informatif dan mudah ditangkap maksudnya. Judul dari tulisandiatas sangat mudah ditangkap karena tidak ada kata-kata yang bermakna ganda (konotasi) pada judulnya. Hanya dengan membaca judulnya saja kita pasti sudah bisa menebak inti dari bacaan tersebut.

Analisis Saya : Sebagai pengamat dan pecinta sepak bola tanah air, saya pun menginginkan unsur-unsur politik dihilangkan dan dilenyapkan dari sepak bola. Politik ya poltik, akan tetapi jangan sampai merembet sampai kepada urusan sepak bola. Semenjak era Nurdin Halid sepak bola kita sudah runyam akan politik dan ketika Djohar Arifin Husein masuk, semakin seperti benang kusut saja sepak bola kita dengan unsure-unsru politik. Baik itu dualisme liga, kacau balaunya timnas, dan lain-lainnya. Oleh karena itu hendaknya bagi BTN, PSSI atau oknum-oknum yang terlibat didalamnya hendaknya dalam memilih pelatih timnas memperhatikan dengan teliti dan seksama agar kejadian seperti Manuel Blanco ini tidak terulang dikemudian hari. Jika sudah seperti ini, siapa yang dirugikan? Sudah pasti PSSI. BTN, timnas dan seluruh warga Negara dan masyarakat pecinta timnas di belahan nusantara pun sangat di rugikan. Bagi saya, siapapun yang melatih timnas tidak masalah, tetapi ia harus memahami tim dengan benar dan pastinya harus mencintai Negara Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar